Poso, Sulawesi Tengah – Masyarakat Kabupaten Poso, bersama dengan tokoh agama dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikjar) setempat, melakukan pengecekan menyeluruh terhadap sekolah-sekolah dan pondok pesantren di wilayah tersebut. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap penyebaran paham radikal di kalangan pelajar dan santri.
Dalam kegiatan tersebut, para guru, ustad, serta orang tua siswa diajak untuk lebih aktif dalam mendeteksi dan mencegah masuknya ideologi radikal ke lingkungan pendidikan. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari kekhawatiran yang berkembang terkait potensi penyebaran paham radikal di lembaga pendidikan, baik sekolah umum maupun pesantren, di Poso.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, deklarasi mantan narapidana terorisme (napiter) yang telah kembali setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga diadakan. Deklarasi ini diharapkan menjadi contoh nyata bagi masyarakat, khususnya para pelajar dan santri, untuk tidak terjerumus dalam paham-paham yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga, serta negara.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama yang menekankan pentingnya peran serta semua elemen masyarakat dalam menjaga generasi muda dari pengaruh negatif. Mereka berharap, dengan adanya langkah preventif seperti ini, Poso dapat terus menjaga stabilitas dan keamanan wilayah, serta menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan bebas dari radikalisme.
Posting Komentar